(Part 6) Pengalaman Hairplay guru les matematika Privat
Ibu Fitri adalah seorang guru les matematika privat yang terkenal di lingkungan tempat tinggalnya. Bu Fitri berumur 27 ini memiliki kecantikan alami dengan rambut panjang sampai sepaha yang selalu digelung rapi. Meskipun ia selalu menutup rambutnya dengan hijab saat mengajar, Fitri tidak pernah mengabaikan perawatan rambutnya. Rambutnya yang hitam legam terurai indah hingga mencapai paha, menjadi salah satu kebanggaannya.
Fitri memiliki jadwal yang padat setiap harinya. Ia mengajar anak-anak sekolah dasar hingga menengah atas, membantu mereka memahami konsep-konsep matematika yang seringkali dianggap sulit. Meskipun jadwalnya padat, Fitri selalu berusaha menyisihkan waktu untuk merawat dirinya sendiri, termasuk rambut panjangnya yang indah.
Suatu hari, seorang murid baru bernama Aku mendaftar untuk mengikuti les privat bersama bu Fitri. Aku saat itu masih seorang siswa kelas 10, karena merasa kesulitan dengan beberapa konsep matematika menjelang ujian akhir semester. Ayahku mendengar tentang Bu Fitri dari tetangga dan memutuskan untuk mendaftarkanku.
Pertemuan pertamaku dan Bu Fitri berlangsung di ruang tamu rumah Bu Fitri. Aku awalnya merasa gugup, namun segera merasa nyaman dengan pendekatan ramah dan sabar dari Fitri. kami memulai sesi dengan membahas topik-topik yang sulit bagiku, dan Bu Fitri dengan cekatan menjelaskan setiap konsep dengan cara yang mudah dimengerti.
Setelah beberapa sesi les, Aku merasa lebih nyaman dan akrab dengan Fitri. Aku mulai memperhatikan betapa rapi dan indah gelungan hijab yang dikenakan oleh Fitri setiap kali mengajar. Suatu hari, rasa penasaranku tentang seberapa panjang Rambut Bu Fitri mulai muncul.
![]() |
(ilustrasi saat hairplay) |
"Andi, kamu kelihatan sedang memikirkan sesuatu," kata Bu Fitri sambil tersenyum saat melihatku termenung di akhir sesi les.
"Eh, nggak apa-apa, Bu. aku cuma penasaran, rambut Ibu panjangnya sampai mana ya?" tanyaku dengan malu-malu.
Bu Fitri kaget bukan main, namun kemudian tersenyum dan tertawa kecil, "Rambut Ibu panjangnya sampai paha. Kenapa kamu tiba-tiba penasaran?"
Aku merasa tidak percaya akan panjang rambutnya,, merasa sedikit malu, "Soalnya, Ibu selalu kelihatan rapi dan cantik dengan hijab. Saya jadi penasaran aja gimana rambut Ibu kalau Diurai."
Bu Fitri tersenyum lembut, "Terima kasih, Andi. Memang, rambut Ibu panjang, tapi Ibu lebih nyaman dan merasa lebih baik dengan hijab."
Hari demi hari berlalu, dan Aku semakin akrab dengan Bu Fitri. Rasa penasaranku terhadap rambut panjang Bu Fitri tidak juga hilang. Suatu hari, setelah selesai sesi les, Aku memberanikan diri untuk mengajukan permintaan yang agak aneh.
"Bu Fitri, boleh nggak saya minta satu hal yang agak aneh?" tanyaku dengan wajah serius.
Bu Fitri sedikit terkejut, tapi tetap tersenyum, "Tentu, Andi. Apa yang kamu minta?"
Aku menghela napas dalam-dalam, "Boleh nggak saya lihat dan mainin rambut Ibu? Saya janji cuma sebentar dan nggak akan macam-macam."
Bu Fitri terdiam sejenak, merasa sedikit ragu. Namun, melihat aku yang memohon dengan sangat, ia akhirnya mengangguk dan membelakangiku. "Boleh, Andi. Tapi sebentar aja, ya?" katanya
Dengan hati-hati, Aku membuka hijabnya dan mengurai rambut panjangnya yang hitam legam. Aku terpesona melihat rambut Bu Fitri yang terurai indah, lebih indah dan lebih panjang dari yang pernah aku bayangkan.
Setelah melihat rambut bu Fitri, Aku tidak bisa menahan keinginannya untuk menyentuh dan merasakan kelembutannya. "Bu Fitri, boleh nggak saya menyisir rambut Ibu? Saya janji akan sangat hati-hati."
Fitri tersenyum dan mengangguk. "Baiklah, Andi. Kamu boleh menyisirnya. Tapi ingat, hati-hati ya."
Aku mengambil sisir yang ada di meja dan mulai menyisir rambut Fitri dengan lembut. Setiap helai rambut yang ia sentuh terasa begitu lembut dan halus. Andi merasa sangat senang bisa melakukan ini, sementara Fitri tampak sangat rileks dan menikmati setiap sentuhan lembut di kepalanya.
"Aw! sakit, hati hati Andi," Kata bu Fitri karena rambutnya tersangkut saat aku menyisirnya.
"Iya bu, maaf" jawabku.
Sejak hari itu, selesai les aku dan Bu Fitri tidak hanya tentang matematika. Setiap kali selesai belajar, Bu Fitri mengizinkan Aku untuk menyisir rambutnya. Kegiatan ini menjadi semacam ritual penutup yang membuat kami merasa rileks dan nyaman.
Bu Fitri merasa senang karena Aku selalu menunjukkan sikap hormat dan perhatian, juga Sering memijat kepalanya ketika aku tawarkan karena aku ahli dalam hal memijat, Sementara itu, Aku juga merasa beruntung memiliki guru yang tidak hanya Berambut sangat panjang, tapi juga pintar mengajar, dan juga ramah dan terbuka. kamu berdua semakin akrab dan sering berbagi cerita tentang banyak hal.
Suatu hari, saat sedang menyisir rambut Fitri, Aku memberanikan diri untuk berbicara tentang masalah pribadinya. "Bu Fitri, saya jadi ingat rambut ibu saya, tapi panjangnya hanya sepantat."
Bu Fitri menoleh dan menatapku dengan penuh perhatian. "Andi, kamu anak yang pintar dan rajin. Jangan biarkan kesedihan masa lalu membuatmu down. Kamu harus memikirkan masa depan, bukan masa lalu"
Aku merasa terharu dengan kata-kata Fitri. "Makasih, Bu. Kata-kata Ibu sangat berarti."
Bu Fitri tersenyum dan mengangguk. "Kamu selalu bisa datang ke sini kalau butuh bantuan, Andi. Baik itu soal pelajaran atau masalah pribadi."
Hubungan antara Bu Fitri dan aku terus berkembang, bukan hanya sebagai guru dan murid, tetapi juga sebagai teman yang saling mendukung. Setiap sesi les selalu diakhiri dengan momen hairplay dan pijat kepala yang menenangkan, membuat kami semakin akrab dan saling memahami.
Lanjut bang
ReplyDeletepart 7 Rilis
Delete