(Part 13) Sheila, Anak SD kelas 4

 Akhirnya tiba juga hari dimana aku harus mengajar ke sekolah SD hari ini sampai 2 minggu kemudian, ketika aku bangun tidur, aku jadi teringat Bu Indah kemarin "Masih ada Bu Indah gak ya di sekolah?" kataku pada diriku sendiri, meski aku tau Bu Indah pasti ada disana, kemudian aku bersiap siap untuk mengajar.

Aku datang tepat waktu ke sekolah, kemudian aku mengikuti breaffing dari Dari Bu Aisyah sebagai kepala sekolah, kemudian masuk ke kelas yang masing masing sudah ditentukan, aku mendapatkan kelas 4 SD, lumayan, setidaknya aku tidak akan terlalu rusuh oleh sikap kekanak kanakan mereka karena seharusnya mereka sudah tau aturannya saat belajar.

"Assalamualaikum" kataku sambil masuk kekelas "Waalaikumsalam" jawab mereka serempak, satu dua anak yang tadinya berlarian segera kembali ke kursinya masing masing, kemudian aku menuju meja guru dan menyimpan tasku disana, kemudian menyapa mereka "Halo anak anak, gimana kabar kalian semua? baik?" tanyaku "Baiik!" jawab mereka "Ok, alhamdulillah, nah, anak anak, ada yang tau gak hari ini kita bakal belajar apa, oh iya, kita perkenalan diri dulu gimana?" tanyaku mencoba seantusias mungkin "Boleh kak!" jawab mereka "oke, dimulai dari kakak dulu ya, nama kakak Andi, nah coba kamu, siapa namanya?" tanyaku sambil menunjuk ke anak perempuan yang duduk paling depan sebelah kanan, kemudian anak perempuan itu berdiri dan memperkenalkan diri "Halo kak, nama aku Sheila" katanya "ooh, Sheila ya? oke, lanjut" kataku, kemudian sesi perkenalan terus berlanjut.

kemudian setelah perkenalan aku melanjutkannya dengan materi yang telah kusiapkan kemarin, setelah itu bel istirahat pun berbunyi.

"Oke anak anak, sekarang kalian boleh istirahat ya, setelah masuk lagi, kita akan buat kelompok diskusi" kataku, kemudian anak anak berlari keluar untuk jajan dan bermain.

Tapi aku melihat Sheila tidak ikut keluar bersama anak anak yang lain, aku kemudian menghampirinya dan memutuskan untuk mengobrol dengannya.

Sheila dan 3 temannya
(coming soon)


"Sheila, kok kamu gak ikut istirahat keluar bareng temen temen kamu?" tanyaku "Eh, iya kak, soalnya aku gak bawa duit, lagian aku juga mau dikelas aja" jawabnya "Ooh, gitu" jawabku, aku jadi bingung mau ngomong apa lagi.

Kalau kulihat lagi, Sheila ini anak yang kelihatannya tidak begitu pintar

 "Eh kak, bisa bantuin aku gak?" tanya Sheila tiba tiba setelah senyap beberapa saat "Oh, iya, bantuin apa?" tanyaku "Ini..." tiba tiba Sheila berdiri dari kursinya dan berdiri membelakangiku, kemudian memberikan ikat rambut padaku, aku kaget dan melihat punggungnya, ternyata rambutnya tergerai dan keluar melebihi hijabnya, rambutnya terlihat mencapai pantatnya "Tolong bikinin konde rambut aku bisa gak?" tanyanya sambil menyingkapkan belakang hijabnya.

"Waah, rambut kamu panjang banget Shei" kataku kagum, untuk memanjangkan rambut sampai sepantat, dibutuhkan waktu kira kira 4 sampai 5 tahun (tergantung orangnya sih) umurnya baru 10 tahun tapi rambutnya sudah sepanjang ini, setahuku anak anak SD perempuan rambutnya hanya sampai dadanya.

"Iya, aku bisa kok" kataku, Sheila tersenyum malu-malu ketika aku menyetujui permintaannya. Aku memperhatikan bagaimana rambutnya yang hitam legam dan halus itu tergerai bebas, mencapai pantatnya. Rambutnya sangat lebat dan berkilau, seolah-olah setiap helai dipenuhi dengan kekuatan dan keindahan alami.

Aku merasa kagum. Perlahan-lahan, aku mulai merapikan rambutnya, menariknya ke belakang dengan lembut agar tidak ada helai yang tersisa. Rasanya seperti mengelus sutra yang lembut, rambutnya begitu halus di ujung jari-jariku. Aku memastikan untuk tidak menariknya terlalu kencang.


ilustrasi

Sheila berdiri diam, tampak menikmati setiap gerakan yang kulakukan. Aku melilitkan rambutnya yang tebal, lalu membuat konde dengan hati-hati. Aku memastikan ikatan itu cukup kuat agar rambutnya tidak terlepas saat ia bermain atau bergerak, tetapi juga tidak terlalu ketat sehingga membuatnya tidak nyaman. Setelah selesai, aku menepuk bahunya

"Udah beres, Shei," kataku, Sheila meraba konde yang baru saja kubuat, kemudian berbalik menghadapku dengan senyum yang sangat ceria. "Makasih banyak, Kak!" ujarnya dengan nada puas sambil menutup kembali hijabnya, sebenarnya aku mau meng hairplaynya, tapi tidak bisa karena waktu istirahat sudah habis, yah, saatnya melanjutkan pelajaran.

Setelah anak anak masuk aku kembali memulai pelajaran, hingga hari pertama pun selesai.

"Oke anak anak, pelajaran hari ini sampai sini ya, sekarang kalian boleh pulang" kataku pada anak anak, kemudian anak anak berebut salam kepada ku dan keluar dengan cepat, kemudian Sheila menyalamiku paling terakhir.

ketika Sheila baru mau keluar kelas, aku menahan bahunya "eh kenapa kak?" Aku tersenyum dan menatapnya "Sheila, kamu punya waktu sebentar? Aku pengen ngobrol sedikit."

Sheila mengangguk, terlihat sedikit penasaran. "Iya, Kak. Ada apa?"

Aku menuntunnya kembali ke kursi dan menutup pintu agar lebih tenang. "Aku tadi nggak sempat bilang, tapi aku benar-benar kagum sama rambut kamu, Shei. Panjang dan sehat, boleh gak aku mainin rambut kamu?" Sheila terkejut dengan permintaanku lalu bertanya "Kenapa Kak?" 

Aku tersenyum, berusaha membuatnya merasa nyaman. "Aku minta maaf kalau permintaanku membuat kamu terkejut, Sheila. Tapi waktu aku bantuin kamu tadi, Rambut kamu tuh luar biasa, panjang, lebat, dan sehat banget. Aku jarang liat anak sekecil kamu punya rambut seindah ini"

Sheila tampak ragu sejenak, tapi kemudian dia tersenyum kecil. "Kakak bener-bener suka sama rambutku ya?" katanya dengan nada datar, Aku mengangguk. "Iya, Shei Tapi kalau kamu gak nyaman ya. Aku nggak maksa" kataku Sheila tampak berpikir sejenak, lalu dia mengangguk pelan. "Kalau Kakak pengen mainin rambutku, aku nggak masalah kok. Aku percaya sama Kakak." aku lagsung senang "Terima kasih, Sheila" kataku "Iya sama sama kak, nih, buka aja hijab aku" katanya sambil menghadap kebelakang.

Aku kemudian melepas hijabnya, membuka cepolan rambutnya yang panjang tergerai lagi. Aku mengambil sisir kebetulan dibawa Sheila dari tasnya, dan mulai menyisir rambutnya. Setiap helai rambutnya begitu halus, terasa seperti sutra di ujung jariku "Rasanya aku suka kalau Kakak mainin rambutku. Rasanya nyaman,hehe" kata Sheila.

aku hanya tersenyum saja mendengarnya, berarti mungkin aku nanti aku bisa mainin rambutnya lagi kapan kapan "kalau kakak mau, kakak boleh mainin rambut aku lagi kapan kapan" kata Sheila "Oh ya? makasih banget loh Shei" kataku "Iya sama sama" katanya.

kemudian aku menarik narik lembut rambutnya kebelakang, kepala Sheila juga ikut tertarik kebelakang, aku terus terusan menarik rambutnya kedepan dan kebelakang, Sheila hanya tersenyum menikmatinya sambil memejamkan matanya sambil berbisik " Ah, Ah, lagi kak, lagi" bisiknya lembut "Coba lebih keras sedikit kak" katanya sambil masih berbisik "Ah, Ah"

mendengarnya aku pun mengikuti kata katanya, aku menariknya lebih keras, hingga muka sheila menengadah keatas, setelah itu aku menegakkan kepalanya lagi, dan menariknya lebih keras lagi, kali ini kepala Sheila tersentak keras kebelakang.

"Ah! Aaaw!" serunya kaget, aku juga kaget, aku terlalu keras "Ah, maaf Shei, aku gak sengaja" kataku sedikit panik "Gak apa apa kak, aku malah senang kakak menikmati banget rambut aku, gak apa apa kok, kakak tarik aja lagi aku cuma kaget tadi, sekarang tarik lebih keras ya kak!" katanya sambil menengok kebelakang dan tersenyum.

'Anak aneh' kataku dalam hati 'baru sekarang aku liat cewek rambutnya pengen ditarik keras keras, perempuan kayak Bu Dira aja gak mau rambutnya ditarik tarik keras' tapi, karena ini keinginannya, ya sudahlah, malah bagus begitu.

"Ok shei, siap siap ya" kataku sambil mengumpulkan rambutnya, Sheila hanya mengangguk sambil memejamkan matanya, bersiap, kemudian aku menarik rambutnya keras, kepalanya tersentak lagi kebelakang, setiap kali kepalanya tersentak kebelakang, Sheila hanya terus berbisik menikmati "Ah... Ah..." 

Aku selesai memainkan rambutnya Sheila saat jam 17:30, kemudian aku menyisir rambutnya kemudian membuatkan kondenya lagi, kemudian Sheila memakai hijabnya lagi "Makasih ya Shei, hati hati dijalan" kataku "Iya kak" katanya, kemudian berbalik, belum sempat berjalan, aku memegang bahunya "Bentar Shei" kataku "Eh kenapa kak?" tanyanya bingung, kemudian aku menyentuh kondenya yang tertutup hijab dan meremasnya "Salam perpisahan" kataku, Sheila hanya tertawa mendengarnya sambil membiarkan aku meremas konde hijabnya.

setelah 3 menit lamanya, aku memperbolehkannya pulang "Oh iya, Shei, satu lagi, coba kamu ajak teman teman kamu yang rambutnya panjang buat aku mainin rambutnya, atau yang mau potong rambut ke aku aja, boleh kan?" kataku "hmm, boleh kak, nanti aku coba ya, Assalamualaikum" katanya sambil berlari ke gerbang sekolah "Waalaikumsalam" jawabku, kemudian aku masuk kekelas dan bersiap untuk pulang.

Aku sangat menantikan Sheila bisa mengajak teman temannya, yah, kelihatannya, aku bisa terus terusan melakukan hairplay ke wanita wanita... begitu pikirku.

-Bersambung-



Comments

Popular posts from this blog

(Part1) RAMBUT PANJANG BUNDA: PEMICU HAIRFETISH DALAM DIRIKU

(Part 3) Pengalaman Hairplay dan memotong Rambut panjang guru Bahasa indonesia

(Part 10) Santriwati Pondok AZ-ZAHRA