(Part 17) Apa yang dilakukan Faiz? (1)

 Kenapa faiz menghilang? apa yang dipikirkannya saat itu?

Jawabannya ada di sini

Bandung, Minggu, Jam 12 malam.

Suara motor matic yang dikendarai seseorang telah mendekati tempat yang ingin ia datangi, sebuah gang kecil dan sempit, orang itu turun dengan nafas yang terengah engah karena nafsu memburu, ia membuka jok motornya, dan memakai jubah Hitam, kemudian, ia juga memakai maskernya yang juga berwarna Hitam, kemudian, ia menyakukan handuk kecil yang sudah diberi cairan kloroform, ia tau kalau cairan itu sebenarnya beracun untuk manusia, tapi, ia tau kalau kloroform bisa dipakai untuk membius hewan dan membuatnya pingsan, karena itu, maka orang ini menggunakan kloroform juga pada handuk untuk membekap mangsanya.

Ia berjalan memasuki gang kecil itu, matanya terus mencari kesana kemari, hingga kemudian, ia melihat ada anak kecil sedang makan mie goreng di sebuah warung mie bersama kakak perempuannya, kemudian, orang ini yang seorang laki laki mencari tempat sembunyi di balik ilalang yang tumbuh tinggi di seberang warung itu, ia terus mengawasi mereka hingga mereka pulang setelah makan mie.

laki laki itu kemudian dengan cepat keluar dari semak semak, dan mengikuti mereka dengan jarak 100 meter, mereka terus berbincang bincang dan juga tertawa, dibalik maskernya, si pria menjilat mulutnya dan berkata "Potong" dengan suara yang berat.

Anak kecil itu menoleh bersamaan dengan kakak perempuannya yang berambut panjang sampai pinggangnya, sontak mereka berhenti karena melihat si pria, pria itu juga berhenti, si pria memperhatikan mereka, si anak kecil berambut panjang sampai punggungnya namun tebal, si kakak rambutnya yang di kuncir juga panjang sampai pinggang dan ikal.

"Siapa kamu? kok liatin aku terus" tanya si kakak dengan judesnya.

"Yah, aku bukan orang mencurigakan kok" kata si pria "aku cuma lagi jalan jalan aja" lanjutnya "Sok aja jalan lagi, kok malah diem, aku begini karena dingin" lanjut si pria itu lagi.

Namun, mereka tidak percaya, saat hendak lari, Kedua tangan si pria membekap mulut mereka, yang kanan sambil memegang handuk membekap si anak kecil, sementara yang kiri membekap si kakak.

"Mmmhhh!" si adik tumbang tak sadarkan diri, kemudian jatuh tengkurap dan rambutnya menutupi kepalanya, si kakak panik dan berusaha teriak, namun tangan kanan si pria buru buru menyumbat hidung dan mulutnya, dan si kakak juga menyusul tumbang dan jatuh terduduk bersender pada kaki si pria.

Si pria tersenyum senang, kemudian menundukan kepala si kakak dan menarik kunciran rambutnya yang panjang, kemudian rambut panjang si kakak jatuh dan menutupi mukanya.

5 menit kemudian, si pria sudah mengendarai motornya dengan 2 perempuan yang tak sadarkan diri itu duduk dibelakang dengan diikat oleh sabuk kepunggung si pria, motor si pria terus mengebut hingga setengah jam kemudian sampai di sebuah gudang.

Si pria melepas sabuknya dan menggendong dua perempuan itu dengan tenaganya yang kuat, kemudian mendudukan mereka di kursi kayu dan mengikat mereka.

Si pria tersenyum puas sambil menutup pintu, dan melihat mereka yang duduk di kursi dengan tubuh terikat dan rambut panjang mereka yang menutupi wajah mereka.

"Huh, hah, ahahaha, AHAHAHAHAHAHAHA!!!" suara tawa menggelegar di gudang yang di tempat yang cukup jauh dari pemukiman penduduk.

*****

"Di, gua ada urusan dulu ya, nanti gua nyusul, itu kunci salon gua taro dibalik pot bunga" begitu besan yang diterima olehku "Lah, kirain lu nginep" kataku ketika melihat pesan yang dikirim Faiz jam 06:00 "yaudahlah, sekarang siap siap aja" kataku sambil menutup Quran yang kubaca.

*****

Hasil perburuan Faiz

Di gudang itu, si pria melihat layar HP nya yang ada jawaban dari Andi yang bertuliskan 'OK'. "Nah, aku mungkin tidak akan kerja hari ini Di" kata Faiz.

Di meja, ada sebuah peta dengan tanda-tanda di beberapa titik. Tempat-tempat yang telah ia datangi, dan target-target berikutnya. Ia bahkan sudah mulai menargetkan sekolah-sekolah dan tempat-tempat ramai lainnya "Semakin banyak, semakin baik" begitu katanya sambil menatap peta, Faiz sudah lupa apa yang normal, dan apa yang gila.

Ia kemudian menengok ke arah dua gadis pingsan yang terikat di kursi kayu itu, kemudian mendesah "Kurang banyak, hari ini, aku mau 5 saja dulu" katanya, kemudian mengambil kunci mobil di meja peta.

*****

"Jam 09:30 ya" kata Faiz sambil menurunkan kaca mobil, ia melihat ke seberang, sekarang ia ada di Sekolah SMA negeri, ia terus memantau sampai akhirnya, ia melihat seorang gadis yang rambut tebal dan lurus kelihatan sampai pantatnya dengan ikat rambut ubur ubur di ujungnya "Mantap, kamu salah mengikat rambutmu ya, dasar perempuan aneh" kata Faiz sambil tersenyum, kemudian menunggu sampai si gadis berjalan sampai pintu depan mobilnya, dan ketika si gadis sudah sampai di dekat pintu belakang, Faiz dengan cepat membuka pintu dan membekap mulut si gadis yang kaget kemudian pingsan dan dimasukan ke pintu belakang mobilnya.

Namun ada Seorang wanita usia 40 an yang melihat itu, kemudian ia lari dan masuk ke sebuah gang panjang, Faiz menyadari itu, dengan cepat ia menutup pintu dan mengunci mobilnya kemudian lari mengejar si ibu.

Si Ibu terus berlari, ia menjatuhkan belanjaannya yang tadi dibawanya di jalanan sehingga Faiz bisa terus mengejar si ibu walau ia tidak melihatnya, hingga akhirnya, si ibu itu salah belok, ia menemukan jalan buntu dengan rumah yang rusak di depannya, kemudian si ibu itu kelelahan dan masuk ke rumah itu.

Faiz tau si ibu ada di dalam rumah itu, kemudian ia menenangkan nafasnya dulu dan melepas maskernya, kemudian ia memakai wajah sintesis yang pernah dibelinya saat diluar negeri, kemudian mengetuk pintu rumah dengan wajah seperti orang keheranan.

'Tok! Tok! Tok!' Faiz mengetuk pintu itu "Halo Bu, kenapa? ada sesuatu? kenapa lari lari?" kata Faiz dengan nada keheranan, kemudian tanpa diduga si ibu tiba tiba membuka pintu dengan cepat dan memeluk Faiz "Alhamdulillah, Alhamdulillah, Ada orang yang nolongin Saya, tolong saya dikejar penculik" kata ibu itu ngos ngosan.

"Ok, ok, sekarang ikut saya dulu ya bu" kata Faiz pura pura menawarkan diri membantu, si ibu mengangguk sambil menghapus air matanya dengan jilbab kuning yang ia pakai, namun saat si ibu melihat wajah Faiz, mukanya langsung pucat, kemudian mundur pelan pelan masuk kembali ke dalam rumah.

'Dia tahu wajahku meski aku memakai masker?' pikir Faiz dalam hati, namun dengan cepat ia menahan pintu itu hingga si ibu terdorong kebelakang, kemudian Faiz masuk ke dalam sambil menutup pintu dan melihat si ibu yang ketakutan jatuh berlutut.

"Kamu liat wajahku, yah, apa boleh buat" kata Faiz dingin, kemudian menghampiri si ibu pelan pelan "Jangan mas! Jangan Sakiti saya! Ampun! Ampun!" kata si ibu sambil menangis "Tenang, jangan takut, kalau gitu, serahin dompet ibu, lempar ke saya!" perintah Faiz, Si ibu dengan gemetar hebat melempar dompetnya, kemudian Faiz mengambil dompet si ibu, kemudian ia mengambil KTP, Alamat, dan kartu ATM, kemudian melemparnya kembali pada si Ibu "Apa itu cukup?" tanya si ibu masih mengangis.

"Tidak!" Jawab Faiz "Coba ibu duduk dulu, menghadap kebelakang" perintahnya, si ibu buru buru menghadap ke belakang, kemudian faiz menyingkapkan Jilbab kuning ibu itu, si ibu menangis makin keras, kemudian ia meremas remas ikat rambut ubur ubur yang dipakai Ibu itu, kemudian menarik dengan kasar ikat rambutnya hingga rambutnya tergerai, betapa kagetnya Faiz saat melihat rambut ibu itu, panjangnya ternyata sampai pahanya, Faiz kemudian tersenyum dan langsung membekap Si Ibu yang lemas parah, kemudian menggelung kembali rambut panjang si ibu.

Faiz memasukan Ibu itu kedalam Mobil bersama si Gadis SMA yang masih pingsan, ketika ditanya ibu itu kenapa oleh orang lain, Faiz cuma menjawab dengan wajah yang dibuat panik bahwa ibunya kena serangan jantung dan ia harus cepat, sehingga orang lain yang ingin bertanya langsung dihentikan oleh orang yang sudah mendapatkan jawabannya dan menjelaskannya pada mereka, Faiz juga meminta untuk mengambil barang Barang si ibu yang berceceran di sepanjang jalan untuk diamankan.

Saat Faiz sampai di gudang, Gadis SMA itu tersadar, Faiz menyapanya "Hai, sudah sadar?" sambil membuka pintu belakang mobil, Gadis itu kaget, belum sampat ia bertindak, Faiz sudah membuatnya pingsan lagi, ia kemudian membopong Gadis itu dan mengikatnya di kursi.

"Kenapa? Si... Siapa kamu?!" tanya kakak dan Adik yang baru saja bangun "Aku? itu gak penting kan?" kata Faiz sambil tersenyum "Apa yang kamu mau dari kami?" Tanya si Adik, tapi, Faiz tidak menjawab, ia keluar dari gudang dan membawa Si Ibu masuk kedalam, kemudian mengikatnya juga di kursi, setelah tersadar si Ibu sadar dan melihat sekitar.

"Halo semuanya" kata Faiz meminta perhatian mereka "Kalian tau kenapa aku membawa kalian ke sini?" Tanya Faiz, semuanya hanya diam dengan mata berkaca kaca "Nah, lihat ini" kata Faiz sambil mengeluarkan gunting dan berjalan ke Si adik, kemudian Faiz memegang rambut si adik, si adik menggeleng geleng kuat sambil menjerit.

"Kamu mau motong rambut kita?" teriak si kakak, Yang kelihatannya ia yang paling berani "Iya dong apa lagi?" kataku, sambil menarik narik rambut si adik "Pertama tama, kita mulai dari kamu dulu ya" kata Faiz sambil menempelkan guntingnya ke rambut si adik "Aaaaaah! jangan! jangaaaaan! huaaaa!" jerit si adik sambil menangis.

"Jangan!" kata si kakak "Sebelum dia, biar aku dulu" kata si kakak, Faiz tersenyum kemudian mengangguk dan melepas rambut si adik, Si adik menoleh karena kaget "Ka... Kakak?" katanya kaget, si kakak hanya mengangguk sambil tersenyum, Faiz langsung memegang rambut si kakak "Boleh juga keberanianmu" kata Faiz senang, kemudian menempelkan guntingnya ke rambut si kakak, si kakak menoleh "Gak apa apa Sinta, kakak rela daripada kamu" kata si kakak pada adiknya yang bernama Sinta "Kak Sani" kata Sinta, Faiz tidak membiarkan percakapan ini terlalu lama, maka Faiz menarik kepala si kakak yang bernama Sani dan langsung memotong rambutnya.

"krees!....Kreees!... Kreeees!" suaranya yang renyah terdengar, Sani langsung menangis dalam diam, sementara Sinta menjerit jerit "Kakaaaak! Kak! Rambut kakak! jangaaaan!" jerit Sinta menangis, helai demi helai rambut Sani jatuh kelantai, setelah Rambut Sani menjadi sebahu, Faiz mengambil Clipper dan mencukur rambutnya juga.

kepasrahan Sani saat rambutnya dicukur

Akhirnya, rambut Sani pun botak sempurnya, Faiz mengumpulkan rambutnya dan mengikatnya jadi satu, kemudian rambutnya yang pendek pendek di jatuhkan oleh Faiz ke pangkuan Sani "Inilah hasilnya" kata Faiz sambil tersenyum.

Setelah Faiz selesai mencukur rambut Sani hingga botak, suasana di dalam gudang menjadi semakin mencekam. Sani menunduk dengan air mata yang mengalir deras di pipinya. Rambut yang dulunya panjang dan indah, kini hanya tinggal kenangan, berceceran di lantai dan di pangkuannya. Sinta masih terisak-isak, berusaha melepaskan diri dari ikatannya, tetapi sia-sia.

"Bagaimana, Sani? Merasa lebih ringan sekarang?" Faiz berkata dengan nada mengejek sambil menyeringai. Dia menikmati setiap detik penderitaan yang dirasakan oleh mereka.

Sani hanya diam, terlalu terpukul untuk merespon. Namun, di balik kesedihannya, ada sebersit keteguhan di matanya. Dia tahu, dia harus kuat untuk adiknya, namun ia juga tidak bisa apa apa.

"Nah, sekarang, giliran ibu" kata Faiz pada si ibu yang sudah lemas, Faiz menghampirinya dan membuka hijabnya, Faiz menyisir rambutnya dan mengikat rambutnya "Jangan, Mas, saya, saya punya,... ke, keluarga" katanya berusaha berbicara, air matanya mengalir deras "Tenang, kalian gak akan mati disini kok" kata Faiz yang kemudian menggeraikan rambut si ibu yang panjangnya sampai paha ke muka si ibu, kemudian Faiz membuka celananya dan mengeluarkan kelaminnya "Rambut kalian akan kuambil seperti domba yang wolnya diambil, dan khusus untuk ibu..." kata Faiz sambil menggantungkan kalimatnya "Aku akan memberikan bonus Hairjob ke rambut ibu" kata Faiz.

Si ibu itu panik dan menggeleng gelengkan kepalanya, namun Faiz sudah melilitkan rambutnya ke kelaminnya, dan mengocoknya dengan cepat, Sinta, Sani dan juga Gadis SMA yang baru sadar melihat itu dan menutup matanya sambil menangis, Si ibu juga menangis histeris "mas berhenti mas! saya cuma punya suami saya! bukan kamu!!" katanya sambil menangis "Ibu gak akan begini kalau ibu gak liat aku" kata Faiz, kemudian faiz memuncratkan spermanya dan rok hitam ibu itu terkena spermanya juga, melihat itu, si ibu teriak histeris.

Kemudian, Faiz mengelap rambut si ibu dengan rok ibu itu, kemudian menggeraikannya kebelakang lagi, lalu Faiz mengambil gunting dan langsung memotongnya "Krees! Krees! Krees!" rambutnya yang panjang itu akhirnya terpotong brutal.

saat memotong rambut si ibu

Faiz kemudian menyalakan clippernya, kemudian membotaki kepalanya, si ibu cuma bisa menangis keras keras hingga suaranya serak.

Sama seperti tadi, Faiz mengambil rambut si ibu yang tercukur dan menjatuhkannya ke pangkuannya.

Kemudian, Faiz menghampiri Sinta yang rambutnya sepunggung "Jangan! Jangaaaaan!" jeritnya, kemudian sama seperti tadi, Faiz membuka celananya dan mengeluarkan kelaminnya "sebelum dipotong, Hairjob dulu dong" katanya dengan nada ceria.

Faiz dengan cepat mengocok rambut Sinta ke kelaminnya, kepalanya terus terusan tersentak kebelakang sambil menjerit jerit kesakitan, Sani yang melihatnya terus teriak Histeris "Sintaaaa! Sintaaaa! Jangaaaaan!" 

Kemudian, Spermanya pun keluar dan mengenai kepalanya, Sinta yang merasa ada yang basah dikepalanya langsung berteriak lebih keras lagi.

setelah selesai, Faiz memasukan kelaminnya lagi dan langsung mengambil gunting dan memotong rambutnya secara brutal, Sinta semakin hebat menagisnya, ia mengentak hentakan kakinya yang juga terikat ke lantai semen.

Helai demi helai, Rambut Sinta berguguran bagaikan daun yang gugur di musim gugur, setelah terpotong pendek Faiz langsung membotakinya.

Sinta tidak bisa menangis lagi ketika rambut panjangnya yang pirang di habur hamburkan ke pangkuan Sinta, cuma Gadis SMA itu saja yang masih bisa menangis, sementara si ibu sudah pingsan karena kelelahan, Sani tertunduk lemas.

(Ilustrasi) 


"Nah, tinggal kamu, gadis" kata Faiz yang suaranya seperti om om mesum "Kamu gak bakal ketangkap kalau kamu gelung rambut kamu lebih rapi" kata Faiz sambil tersenyum pada gadis SMA yang ketakutan itu, Faiz menghampirinya dan mengambil ikat ubur ubur yang masih tergantung di ujung rambutnya.

"Oh iya, siapa namamu?" Tanya Faiz sambil menatap mukanya, kemudian Faiz melihat namanya yang tertulis di seragamnya "Oh, Namamu Fauzia ya?" tanya Faiz sambil mengelus namanya yang ada di dada gadis itu dengan jarinya "Kamu besar juga ya" Kata Faiz sambil memegang Dada Fauzia yang cuma bisa menangis gemetaran.

"Oke, cukup sampai disini" kata Faiz sambil melepas tangannya dari dada Fauzia "Kau malah mencoba mengalihkan perhatianku saja" lanjutnya sambil menampar dada Fauzia yang langsung menjerit kesakitan.

Faiz kemudian mengeluarkan kelaminnya di depan Fauzia "Sekarang, kamu kibas kibasin rambut kamu ke kelamin aku, Cepat!" perintah Faiz, Fauzia hanya menatap kelamin Faiz yang tegak dengan tatapan ngeri "Ayo cepat! kalau nggak, aku bakal botakin rambut kamu juga, ayo, pilih mana?" ancam Faiz.

Fauzia kemudian menundukkan badan dan kepalanya sambil menangis, kemudian Faiz menarik pelan rambutnya ke depan, setelah itu pelan pelan Fauzia mengibas ngibaskan rambutnya ke kelamin Faiz sambil menutup matanya yang sembab.

"Lebih cepat!" perintah Faiz, Fauzia menggeleng gelengkan kepalanya lebih cepat, Air matanya juga terkibas kesana kemari, selama 5 menit terus berlangsung begitu, hingga Sperma Faiz muncat seperti soda yang di remukan, membasahi seragam dan kepalanya dengan cairan lengket itu, Fauzia menangis sejadi jadinya.

"Oke, cukup" kata Faiz sambil menarik rambut Fauzia kebelakang agar ia kembali bersandar di kursinya, kemudian Faiz mengelap Spermanya yang masih ada di kelaminnya ke rambut Fauzia, setelah itu ia kembali memasukan kelaminnya ke celananya.

Kemudian Faiz mengikat rambut fauzia dengan ikat rambut ubur ubur milik Fauzia, kemudian 'Krees!... Kreees!.... Kreees!' rambutnya pun dipotong.

Ikat rambut ubur ubur Fauzia (ilustrasi)

'Krees!... Kreeeees!.... Crak!' selesai sudah, kini Rambut Fauzia terpotong pendek berantakan, kemudian Faiz memperlihatkan Rambutnya ke Fauzia yang menatapnya dengan mata sembab, Kini, rambutnya sudah menjadi helai helaian yang terkotori oleh Sperma Faiz.

"Nah, terima kasih untuk semuanya" kata Faiz sambil menaruh Rambut Rambut mereka di atas meja, kemudian mengambil handuk kecil yang baru dan menuangkan kloroform di atasnya, kemudian membuat semuanya pingsan kembali untuk dipulangkan ke tempat masing masing.

*****

Malam harinya, aku melihat berita aneh, aku melihat judulnya "4 Wanita ditemukan pingsan dengan rambut yang botak, satu ibu ibu, sisanya anak SD sampai SMA" keningku berkerut, aneh sekali, tapi ini berkaitan dengan rambut, aku jadi tertarik, kemudian aku membuka berita itu dan membacanya:

'Bandung, Jam 17:09, ditemukan 4 wanita yang pingsan dengan keaadan rambut yang acak acakan di berbagai tempat yang berbeda, salah satunya gadis SMA yang ditemukan dengan kondisi tidak memakai baju dan hanya berselimutkan kain hitam, 3 lainnya ditemukan dalam kondisi rambut yang botak tak teratur, mereka adalah Anak SD, gadis Mahasiswa, dan ibu rumah tangga.

Saat ini, polisi sedang menangani kasus ini dan para korban belum sadar sampai sekarang.

ikuti perkembangannya tetap bersama kami, sekian'

Aku membacanya berita itu dengan tatapan ngeri.

*****

Comments

Popular posts from this blog

(Part1) RAMBUT PANJANG BUNDA: PEMICU HAIRFETISH DALAM DIRIKU

(Part 25) Tragedi

(Part 23) Nostalgia di perjalanan menuju kampus